Industri otomotif Indonesia memasuki babak baru dengan meningkatnya adopsi kendaraan listrik (EV) pada tahun 2025. Meskipun penetrasi pasar masih rendah, berbagai langkah strategis dari pemerintah dan industri otomotif menunjukkan komitmen kuat untuk transformasi menuju mobilitas berkelanjutan.
1. Pertumbuhan Penjualan Kendaraan Listrik
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan penjualan mobil listrik (Battery Electric Vehicle/BEV) pada tahun 2025 mencapai 45.000 unit, sementara kendaraan hybrid diperkirakan mencapai 65.000 unit. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun kontribusi BEV terhadap total penjualan mobil nasional masih di bawah 5% .
2. Insentif Pemerintah untuk Kendaraan Listrik
Pemerintah Indonesia terus mendorong adopsi kendaraan listrik melalui berbagai insentif. Pada tahun 2024, pemerintah memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10% untuk kendaraan listrik dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40%. Selain itu, pembebasan Bea Masuk Nol Persen (0%) untuk kendaraan listrik impor dalam kondisi Completely Knock Down (CKD) juga diberlakukan .
3. Investasi Infrastruktur Pengisian Daya
Ketersediaan infrastruktur pengisian daya menjadi faktor krusial dalam adopsi kendaraan listrik. VinFast, produsen kendaraan listrik asal Vietnam, berencana untuk membangun hingga 100.000 stasiun pengisian daya (SPKLU) di seluruh Indonesia. Selain itu, perusahaan seperti Oyika juga berkontribusi dengan menyediakan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) yang memudahkan pengguna dalam pengisian daya .
4. Peran Sumber Daya Alam dalam Produksi Baterai
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, yang merupakan bahan baku utama dalam produksi baterai kendaraan listrik. Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya pemanfaatan sumber daya alam ini untuk mendukung industri kendaraan listrik nasional .
5. Partisipasi Pabrikan Otomotif Global
Berbagai pabrikan otomotif global semakin aktif di pasar kendaraan listrik Indonesia. BYD, misalnya, telah memulai pembangunan pabrik kendaraan listrik senilai $1 miliar di Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 150.000 unit . Selain itu, ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 menjadi platform bagi produsen seperti Suzuki, Chery, dan Toyota untuk memperkenalkan model-model kendaraan listrik terbaru mereka .
6. Tantangan dan Prospek Masa Depan
Meskipun terdapat kemajuan, adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih menghadapi tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur pengisian daya dan harga kendaraan yang relatif tinggi. Namun, dengan dukungan kebijakan pemerintah, investasi infrastruktur, dan partisipasi aktif industri otomotif, prospek kendaraan listrik di Indonesia semakin cerah. Diharapkan, pada tahun-tahun mendatang, kendaraan listrik akan menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia dalam mendukung mobilitas berkelanjutan.